Komponen Manajemen dalam Kontek Pendidikan Islam (Madrasah)

Hal yang paling utama dalam implementasi MPBM adalah manajemen terhadap komponen-komponen madrasah. 
Komponen-komponen tersebut meliputi manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana kependidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.

Manajemen kurikulum dan program pengajaran. 

Dalam Manajemen Berbasis Madrasah, kurikulum menempatkan siswa didik sebagai primary customer (pelanggan paling utama). Karena itu, pihak pengurus madrasah harus mampu mengambil dan menerjemahkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan relevan dengan lingkungan di mana siswa berada pada saat itu.[1]

Manajemen kurikulum dan program pengajaran secara umum mencakup tiga kegiatan, Pertama: perencanaan kurikulum yang dilakukan melalui tahapan pengkajian kurikulum secara menyeluruh penyusunan program kurikulum selama satu tahun pelajaran, penyusunan analisis materi pelajaran yang dilakukan oleh para guru, pembuatan satuan pelajaran dan perencanaan pengajaran. Kedua: pelaksanaan kurikulum yaitu realisasi jadwal pelajaran, penggunaan hari efektif madrasah, pemantapan atau pelajaran tambahan bagi kelas-kelas yang akan mengikuti kegiatan, evaluasi tahap akhir, ulangan sumatif dan formatif serta pengelolaan pembelajaran di kelas. Ketiga: Penilaian kurikulum yang dibedakan ke dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Perencanaan manajemen kurikulum

Secara umum program kurikulum madrasah sama dengan program kurikulum pada sekolah umum, tetapi kurikulum madrasah ditambah dengan kajian al-Qur’an, hadist, akidah akhlak, sejarah kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Fikih. Untuk merealisasikan kurikulum tersebut maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: 
  1. Penelaahan kalender pendidikan
  2. Penelaahan kurikulum
  3. Analisis materi pelajaran
  4. Program tahunan
  5. Program semesteran
  6. Program satuan pelajaran
  7. Perencanaan pengajaran.
  8. Pelaksanaan kurikulum 

Pelaksanaan kurikulum di madrasah setidaknya meliputi empat kegiatan utama yaitu: 
  1. Pembagian tugas guru
  2. Pengaturan jadwal pelajaran
  3. Pengelolaan pembelajaran di kelas
  4. Penilaian kurikulum.
  5. Manajemen tenaga kependidikan 

Secara umum pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di madrasah sedikitnya mencakup tujuh kegiatan utama, yaitu:[2]
  • Perencanaan
  • Pengadaan
  • Pembinaan dan pengembangan
  • Promosi dan mutasi
  • Pemberhentian
  • Kompensasi
  • Penilaian.

Manajemen Kesiswaan 
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut, manajemen kesiswaan sedikitnya meliputi empat kegiatan, yaitu:.[3] 
  • Penerimaan siswa baru.
  • Pendataan kemajuan belajar siswa.
  • Bimbingan dan pembinaan.
  • Monitoring.

Manajemen keuangan dan pembiayaan 
Manajemen keuangan dan pembiayaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan /diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah/madrasah sehingga kegiatan sekolah/madrasah semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[4]

Tugas manajemen keuangan dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu:[5] 
  • Perencanaan keuangan (financial planning).
  • Pelaksanaan (implementation).

Manajemen pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat 
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat besar manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, material dan pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Selanjutnya bagi masyarakat dapat mengetahui berbagai hal mengenai sekolah dan inovasi-inovasi yang dihasilkan, melakukan tekanan dan tuntutan terhadap sekolah.[6]

Supaya tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Sebaliknya sekolah perlu memberikan gambaran dan informasi kepada masyarakat melalui berbagai media, baik melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh tenaga kependidikan sekolah serta laporan tahunan.[7] 

Kepala sekolah dan guru merupakan kunci dalam menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat yang efektif dan harmonis di mana ia akan dapat membentuk: a). saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, b).saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing, c).kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.[8]

[1] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., hlm. 40. 
[2] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, op. cit., hlm. 152 
[3] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., Hlm. 46. 
[4] Ary H. Gunawan, op. cit., Hlm. 160. 
[5] Ibid 
[6] Ibid 
[7] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., hlm. 51. 
[8] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, op. cit., hlm. 166.
Artikel ini diunduh dari http://www.perkuliahan.com:

0 Response to " Komponen Manajemen dalam Kontek Pendidikan Islam (Madrasah)"

Posting Komentar